Topi selalu menjadi pelengkap dan teman jalan saya, lama lama jadi koleksi karena saya selalu tidak tahan untuk tidak beli kalau melihat topi dengan warna atau design yang cantik. Sebagian memang tidak cocok untuk dibawa traveling, mungkin karena warna atau modelnya menyolok. Tapi ada beberapa yang saya suka sekali, sehingga kadang kadang topi itu sudah berjalan jalan ke 10 negara, bahkan lebih. Setiap kali pergi selalu bawa topi satu, pulangnya bisa bawa 2 atau 3 topi baru, setiap kali juga mama saya ngomel, katanya topi saya sudah terlalu banyak, nyimpannya susah, karena ada topi yang tidak bisa dilipat, akibatnya makan banyak tempat di lemari. Lalu topi topi itu kadang diminta teman, 1 hilang diterbangkan angin di London waktu naik bus tingkat hop on hop off, 1 terjebur sungai di Kyoto, satu hilang disambar monyet nakal di Fes Morocco. Tidak pernah ada yang hilang karena ketinggalan atau lalai. Oya..mungkin ada 5 yang dipinjam dan tidak kembali. Dari bongkar2 foto, topi topi itu iseng saya data dan analisa, ternyata saya banyak punya topi warna merah, dan model yang saya suka adalah baker boy cap, agak gembung sehingga kalau rambut saya diikat tinggi bisa muat dilipat masuk kedalam topi.
Ada satu topi pet warna putih yang saya juga cinta setengah mati, beli di San Antonio Texas, ternyata dia sudah ikut saya sampai ke Mexico, Venezuela, Brazil, Argentina, Tibet, Nepal, Jordan, Dubai, Mesir, India, China ,Israel dengan tahun kepergian yang berbeda beda.
Yang selalu ikut saya kemana pergi ialah beanie hitam wool. Sudah 20 thn lebih menemani, dibuatkan oleh seorang Tante yang dulu tinggal di Amsterdam, sekarang sudah almarhum. Biasa saja sih, wool dirajut double 2 lapis, benangnya lembut, hangatnya tidak ada lawan, sekarang benangnya sudah banyak yang mencuat keluar, sehingga setiap kali harus di cukur, mau beli yang seperti itu belum pernah dapat. Beanie ini lebih banyak saya pakai tidur terutama di pesawat terbang malam, kalau kepala hangat tidurnya enak. Beanie ini selalu ada di backpack, dijejalkan bisa mengempis sehingga tidak menyita tempat, tapi apabila perlu bisa diisi handuk kecil , jadi bantal nyaman untuk perjalanan di kereta api, bus atau tidur di airport. Bila kepepet bisa juga keluar kalau naik cruise yang anginnya dingin banget, atau kencangnya kira kira bisa menerbangkan topi.
Beanie warna warni dari bulu alpaca, saya beli waktu di Cuzco Peru, lalu secara kebetulan saya menemukan mitten yang warnanya serasi dengan beanie alpaca di Uyuni Bolivia , terpaksa beli karena kedinginan sementara sarung tangan tertinggal di koper yg saya titip di Lapaz. Buatannya sih kasar, hasil rajutan ibu2 desa, tapi saya suka bagian jari2nya terbuka sehingga kalau mau menekan tombol kamera, atau menyalakan korek tidak perlu membuka sarung tangan, dan ada cover yang bisa menutup 4 jari sekaligus, bisa dibuka tutup.
Ada satu topi warna beige, modelnya military cap tidak pakai gembung, beli kalau tidak salah di Amman. Dibagian depannya ada epolet yang bisa dipasangi pin koleksi tanpa menembus kedalam topi, sewaktu berangkat epolet itu kosong, pulangnya selalu penuh pin yang saya beli selama perjalanan. Topi ini juga sudah sampai ke Panama, Guatemala, El Salvador, Ecuador, Colombia, Vietnam, Cambodia, Macau, Dubai, Mexico, Peru..
Topi merah centil ini belinya di Las Vegas, made in China tapi lumayan mahal. Bahannya felt lembut, bentuknya bagus walaupun sering dijejal ke backpack dan ditimpa barang2 lainnya, dia tetap kembali kebentuk semula. Biasanya ini saya bawa ke negara2 dingin dan bersih seperti Eropa, Australia, New Zealand, Tasman, Amerika, Jepang, Korea. Total topi ini sudah jalan jalan ke 25 negara, dan 6 negara bagian US.
Modelnya mirip yang merah, tapi ini warna abu berpita besar berbahan felt lebih lembut, belinya ditoko yang sama di Las Vegas, tapi pada kunjungan berselang 2 tahun. Tergolong baru, jadi hitungannya belum sampai 10 negara.
Saya juga punya summer cloche warna off white, belinya di suatu pasar malam di Kaoshiung Taiwan, waktu pergi sama rombongan teman teman SD, bahannya seperti anyaman tikar halus tapi sintetis. Agak kebesaran nomornya, gampang lepas tapi berhubung suka modelnya dibeli juga, jarang saya bawa traveling jauh jauh, terlalu modis kurang cocok buat backackingan.
Topi saya yang satu ini abu abu lagi warnanya, dibuat dari bahan knit mesin, beli di Sogo pas lagi sale, murah tapi cukup enak dipakai, praktis dibawa, cuma bentuknya tidak bisa rapih. Sekarang sudah jarang saya bawa, lumayan dia sudah sampai ke Chile, Peru, Turkey dan 3 negara bagian US.
Ada 2 topi merah lama yang saya masih simpan, satu topi pet biasa dengan bordir benang gold tulisannya Nice, ini asli dikasih sama kakek penjualnya. Waktu itu di Nice saya berlama lama memandang topi itu, belum niat beli karena belum sempat tukar uang lokal, sebelum jaman Euro mungkin 20 th yl. Saya naksir karena matching sama sepatu yang sedang saya pakai. Kemudian si kakek mengambil topi itu dan menyuruh saya mencoba, aduh suka sekali…ketika saya ingin mengembalikan topinya, dia bilang buat saya..lho saya tolak, saya mau beli tapi nanti kalau sudah pegang uang lokal, dia ngotot mau ngasih..katanya tampang saya mengingatkan dia kepada cucu perempuannya yang sudah meninggal. Sambil tetap waspada takutnya ada jurus jurus hipnotis, atau barangkali mau diculik, saya dengarkan ceritanya sampai selesai, lalu dengan sopan saya ucapkan terimakasih dan pergi dari situ. Dulu saya masih ‘kecil’, kalau sekarang, siapa yang mau ngasih topi. Satu lagi topi merah felt model bowler gepeng, ada hiasan bunga kering. Itu topi saya beli waktu pertama kali ke China, menginjak Shenzen waktu masih baru dibangun, masuknya lewat Hongkong, senang karena kursnya murah bisa belanja banyak dibanding Hongkong. Bowler merah ini sempat sampai ke Paris, Baune, dan beberapa kota di Eropa.
Ada lagi light winter hat, bahannya wool bulu domba merino kebetulan belinya di Christchurch, ada hiasan fur dikeliling topinya. Bahannya tipis, mudah dibawa bawa , hangatnya lumayan cuma kalau dipakai mudah lepas, suka bikin ribet kalau tiba tiba ada angin harus reflek menahan topi supaya tidak terbang. Toques ini sudah sampai Ukraine, Swiss, Russia, Czech,Romania dan East Europe lainnya.
Pink beach hat saya beli waktu jalan jalan di Gold Coast Australia, cocok dipakai kalau wisata pantai, nanti kalau saya ke Greece lagi dibawa, sekarang suka dipakai piknik domestic bersama teman teman. Saking senangnya nemu topi itu, habis bayar langsung saya pakai jalan menyusuri pantai Gold Coast, mau foto gaya2an ga ada yang motretin, jadi silhouettenya saja difoto.
Jacquard camouflage cap saya beli USD 1 di Kmart Los Angeles, gara gara geng Arsitek mau reunian pake dress code Army look, daripada pulang harus cari cari lagi, beli disana. Selanjutnya topi loreng ini selalu ada dimobil, saya pakai kalau nyupir malam hari biar disangka supirnya tentara.
Di lemari masih ada topi tribal, iseng beli di Caracas Venezuela, entah kapan mau dipakai, dan beberapa topi sejenis beli diperkampungan tribal sekitar Amazone. Pernah punya trapper hat gaya pemburu rusa musim dingin, beli di Tibet, terbuat dari bulu yak tapi akhirnya saya buang karena tidak tahan baunya.
Ada juga topi topi lain model fedora, panama, boater, beret, full bowler, derby, banyak cerita tapi tidak berhubungan dengan trip-trip an, barangkali ada yang mau ngasih topi…silakan, akan diterima dengan senang hati siapa tahu topinya bisa ikutan jalan jalan.
Aaaaa *speechless liat foto-fotonya* Dan memang, seperti yang mbak Fe bilang, aku telat kenal mbak Fe ya hahaha 🙂 kalo kenal dari dulu udah lengkap list countries gallery-ku 🙂
Oh ya, ini yang Myanmar, udah diposting lama 🙂 makasih sekali lagi mb Fe 🙂
http://omnduut.blogspot.com/2014/02/myanmar-kyaiktiyo-pagoda.html
LikeLike
hehe..iyah…tenang aja masih banyak tempat yang ditargetkan hahaaa….tunggu aja, pokoknya alamat yayan udah ada do hape..ngikut terus kemana mana ..
LikeLike
Haha asyiiik 🙂 makasih ya mbak ^^ *senengg seneeng* 🙂 semoga kapan-kapan aku yang bisa jalan-jalan jadi bisa gantian kirim kartu pos juga buat mb Fe *terlepas mbak koleksi atau nggak, pingin ngerasain aja gitu di posisi sebaliknya ^^ *
LikeLike
ehmm,,,,gantiin kirim topi hahaaa..atau mau jadi topi biar bisa ikut kemana mana
LikeLike
Mau mau mau hahaha *langsung nyamar jadi topi* 😀
LikeLike
Yan, belum tahu ya kalo mba suka2 bertanduk…makanya ditopiin hahaaa..
LikeLike
suka yg Pink beach hat, tapi yg merah juga kerenn mbak. Btw yg disamber monyet lucu yaa, kira2 monyetnya juga koleksi topi2an kali, 😀
LikeLike
hehee…pink nya lucu ya…bener Prim, monyet kolektor..
LikeLike
Asik bgt ya jadi topinya mbak Fe, bisa ikut jln2 kliling dunia.. suka sm smua topinya mbak, so stylish, cocok jg sama gayanya mb Fe..
LikeLike
biar traveling dengan bawaan minim, selalu pengen dandan sesuai tempat tujuan..pas lagi lihat2 foto ini ,topi beda2 tapi baju2 yg selalu mba bawa ya itu2 aja hahahaaa….
LikeLike
Lg otw monas sambil bc tulisan ini. Ngikik. Lm ga bk wp.
Cb topi rusia yg ada paluaritnya mbak. Sempet mau beli ushanka di st petersburg, tpi yg asli bulu rubah mahalnyo amit2. Di bare gothic barcelona jg bnyk toko topi. Beli stetson satu diledekin temen mulu. Eh, koboi! Kudanya mana? -.-‘ tpi ga nyesel dah. Sy suka yg model gitu. Lebar, teduh, ga silau dimata. Wahaha..kpnjngan yg komen.
Maklum baru stress ^.^
LikeLike
dooh, ngapain ke monas pake topi koboi? kacamatanya pake kacamata kuda biar matching heheee….mba punya rompi putih keren gambar paluarit takut makenya…
LikeLike
topinya banyak bener ya,hihi…
mbak Fe asik bener jalan2 mulu,huaaaa…..pingiiiiiiiiinnnn 😆
LikeLike
Amy, ya gitu deh…belanja baju sih engga, tapi belanja topi iya banget,,sama borosnya hahaaa…..
LikeLike
Ahh, keren-keren! Aku malah jarang pakai topi kalau traveling mbak. Jangankan topi, pakai sunglasses aja kadang males padahal terik banget hihi.
Salam kenal, mbak! 😀
LikeLike
heheee..kebayang kalo kayang ya pasti topi sama sunglasses lepas semua..
LikeLike
Aku juga suka topi mbak 😀 Apalagi yang semacam snapback dan beanie gitu. AAAa aku selalu pengen ke Peru
LikeLike
yea..ternyata banyak yang suka topi .. snapback memang cocok buat yg muda2 ,Aiko cocok tuh..mbak mah udah emak2, rada minder kalo snapback an..disangka anak hip hop hahaaa….Peru, ya unik banget..mba aja masih pengen kesana, padahal udah 2x tuh..nabung yuuk kesana lagi..
LikeLike
Amiin semoga ada kesempatan buat bisa jalan2 ke Peru 😀
LikeLike
Mbak kapan2 kalau main ke solo, tak temenin berburu topi deh…hihihi. Jadi pingin nyariin topi yang lucu2
LikeLike
Asiiik..Yusmei tau tempat topi2 cantik ya?? Beneran ya..nanti mba ke Solo hunting topi….makasi makasiiii
LikeLike
Beruntung banget topinya diajak jalan2 keluar negeri. hehe…
LikeLike
Ada juga nasib topi mba yang terbang disungai, sama dicuri monyet..nah..ga pulang deh topinya..
LikeLike
hi
mba salam kenal ya, wah aku mau tu mba di kasih topinya satu sapa tau bisa nular jajan jajan ke luar negerinya ….
LikeLike
Hai Ria, salam kenal, makasih sudah mampir…nah ini mba lagi mau posting I’m in….siapa tahu Ria dapat topi…
LikeLike
Seandainya aku topi mu mbak, pasti dibawa keliing dunia hehehe
LikeLike
Aduh….Feb kan juga sudah keliling2 kemana mana tanpa harus jadi topi …
LikeLike
Belum menjelajah ke benua afrika ya? Ditunggu topi mana nih yg mau dipake… usul nih pake topi gajah/badak/dll biar menyatu dgn kehidupan afrika, hehe
LikeLike
Afrika baru Morocco dan Egypt Jos, ya nanti coba usaha cari topi gajah hahaa,,,
LikeLike