Cara aneh menembus Turkmenistan

Rata-rata orang mengetahui Turkmenistan seperti negara-negara lain pada umumnya, sampai sayapun baru tahu bahwa negara ini sangat berbeda ketika tiba di sana. Bahkan dampaknya cukup menyulitkan saya dalam beberapa hal. Salah satu kekurangan saya ketika menyusun jadwal perjalanan adalah konsentrasi pada obyek-obyek wisata yang ingin dikunjungi, memburu tiket perjalanan murah sekaligus banyak menghabiskan waktu, tenaga dan biaya untuk mendapatkan visa dengan berbagai syarat ketentuan yang sangat merepotkan, sementara pengetahuan hal-hal umum lainnya terlupakan.

Ruhy Mosque, masjid terbesar di Asia. Ada di Gypjak, 10 km dari Ashgabat.

Trip ini sangat sulit sejak awal perencanaan, transportasi antar kota yang terbatas, proses pengajuan visa yang berbelit-belit terlebih lagi tidak ada kedutaan Turkmenistan di Indonesia. Kesulitan macam begini bukan membuat saya membatalkan rencana kunjungan ke Turkmenistan. Info-info mengenai Turkmenistan harus saya cari dengan susah payah melalui situs maupun forum-forum traveler dari manca negara, selain bukan tujuan wisata populer sehingga tidak banyak sumber yang bisa saya ambil sebagai panduan.

Patung di segala sudut kota. Kebanyakan patung Presiden pertama dan patung kuda banyak diantaranya dilapis emas.

Salah satu persyaratan untuk bisa mendapatkan visa kunjungan harus ada invitation letter dari warga lokal Turkmenistan atau tour operator ber lisensi yang terdaftar di lembaga berwenang di sana. Invitation letter adalah syarat yang sering diminta oleh banyak negara (terutama di negara-negara bekas pecahan Rusia) ketika kita ingin mengajukan visa turis, tingkat kesulitan mendapatkannya berbeda-beda. Kebanyakan Invitation leter disertakan sebagai bonus bila kita membeli paket tour yang ditawarkan oleh tour operator lokal.

Hanya jika terpaksa saya membeli berikut paket tournya, tentu saja dengan perdebatan terlebih dahulu untuk bisa membeli “Invitation letter” saja karena mereka menginginkan sebaliknya. Dan itu dijual dengan harga yang cukup mahal. Satu hal lagi yang kadang tidak terduga adalah operatornya abal-abal, jadi memang harus teliti sebelum membeli.

Jalan keluar untuk trip ke Turkmenistan adalah ambil paket tour dari tour operator yang jumlahnya tidak banyak, dan yang menjanjikan Invitation Letter. Pertimbangan lainnya jalur transportasi antar kota yang sangat terbatas infonya. Paket yang ditawarkan kebanyakan dalam bentuk minimal 4 orang dengan jadwal bebas, atau bisa digabung orang lain bila ada yang kebetulan mirip-mirip jurusannya. Tentu saja sangat sulit ujung-ujungnya biaya trip sendirian dihargai semau mereka karena terhitung ambil private tour. Segi baiknya saya jadi bisa tanya apa saja sepuasnya pada guide merangkap sopir yang menghantar saya kemana-mana.

Selembar ketikan ini saja yang menjadi bekal saya untuk masuk Turkmenistan.

Kegamangan pertama terjadi ketika visa tidak dikeluarkan sebelum orangnya tiba di sana. Jujur saya tidak begitu pecaya, karena bekal dari tour operator hanyalah berupa Invitation Letter yang isi ketikannya cuma data umum , sangat tidak meyakinkan. Tapi begitulah keterangan yang diberikan. Pasrah dengan keadaan ya saya terpaksa membekali diri dengan bukti komunikasi dengan tour operator, lisence nya (entah apa bunyinya karena tertulis dengan huruf kriwil) serta jadwal tour. Itu saja. Saya tidak mau membayar biaya tour lebih dulu, supaya kalau gagal masuk Turkmenistan, hanya rugi di ongkos pesawat saja.

Bandaranya bikin kaget, ternyata mewah dan serba marmer.

Tidak ada yang bisa memastikan apakah saya akan berhasil menembus Turkmenistan, tapi saya tenang saja karena sudah maksimal mengusahakan segala sesuatunya. Sampai pada saatnya jadwal itu tiba, saya terbang dari Yerevan (Armenia) menggunakan penerbangan S7 (Rusia punya) tentunya dengan transit di Moscow. Anehnya dengan sepotong Invitation Letter itu saya diijinkan terbang ke Ashgabat (Ibukota Turkmenistan).

Masih tersisa tanda tanya besar apakah imigrasi Turkmenistan di Bandara Ashgabat akan mengijinkan saya resmi masuk wilayah mereka. Ternyata tanpa halangan saya langsung diberikan cap di paspor..tanpa debat apapun. Langsung terkagum-kagum dengan bandaranya yang begitu megah dan mewah hampir semuanya ditutup marmer putih. Dan di luar sudah menunggu Murat, private guide saya selama 6 hari keliling Turkmenistan. Dari Bandara saya langsung dibawa ke kantor entah Mendagri atau kantor Imigrasi di Ashgabat untuk meminta visa stiker di paspor. Berhubung itu hari libur kerja, saya disuruh tunggu di mobil, sementara Murat masuk ke kantor membawa paspor dan berkas-berkas lainnya.

Murat guide selama saya di Turkmenistan

Saya bilang kan ini hari libur? Bagaimana stiker saya bisa ditempel? Ternyata dia punya jalur ordal yang bisa memproses visa, tapi paspor baru bisa diambil keesokan harinya. Masa berlakunya visa betul-betul pas sesuai jadwal kehadiran saya di negara itu.

Akhirnya betul betul sah dapat visa sticker

Ketika saya tanyakan kenapa visa tidak diberikan saja di bandara seperti di negara-negara lainnya, Murat menjawab bahwa selama saya ada di Turkmenistan, dialah yang menjadi penjamin atas segala sesuatunya, jadi peraturannya adalah dia sendiri yang harus menyerahkan berkas-berkas itu kepada yang berwajib. Biaya pembuatan visa juga dia yang membayarkan di kantor itu, sudah termasuk dalam harga paket yang saya sepakati sebelumya. Sampai saya keluar dari Turkmenistan tidak ada hal-hal yang menyulitkan terkait masalah visa.

Kecuali satu hal yang benar-benar hampir fatal adalah tertutupnya jaringan internet di seluruh negara itu, ada wi-fi hotel tapi tidak bisa buat membuka situs apapun, WA, FB, IG, semua zonk. Padahal saya sudah memasang VPN dari luar Turkmenistan. Roaming juga tidak tembus. Indosat, Skype semua tidak berfungsi, sehingga 6 hari disana saya benar-benar terisolasi dari dunia luar.

Menjadi masalah besar ketika saya harus apply e-visa untuk tujuan negara berikutnya yaitu Oman. Saya tidak akan diperbolehkan terbang kalau tidak punya visa Oman, dan ini saya sadari ketika trip hampir selesai dan saya tidak bisa membuka laman untuk proses pembuatan e-visa tersebut. Hal ini saya bicarakan dengan Murat, selanjutnya dia membawa saya ke kantornya untuk mencoba akses dari komuputer kantor. Ternyata buntu, halaman untuk aplikasi e-visa tidak bisa terbuka!!

Saya betul-betul mati langkah saat itu, sambil cari akal bagaimana caranya bisa dapat visa hari itu juga. Kemudian terpikir untuk meminta tolong teman saya Rio yang berdomisili di Singapura, dia pasti bisa melakukannya, karena dia juga biasa solo traveling, dan sering membantu saya mencari info tentang visa-visa kemanapun. Kami biasa komunikasi lewat WA, nah bagaimana caranya bisa komunikasi ke Rio ketika WA tidak berfungsi. Orang Turkmenistan punya aplikasi sendiri buat komunikasi, jadi tidak ada yang install WA.

Kemudian Murat menanyakan kepada staffnya apakah ada yang punya WA dan bisa konek keluar Turkmenistan, beruntung ada seorang staff cewe yang punya WA dan bisa dipakai, entah bagaimana cara dia installnya. Pakai hape Jannet itulah saya menghubungi Rio via WA, dia bingung terima WA dari nomor asing bukan foto profil saya tapi ketikan bahasa Indonesia. Rio ketika itu sedang mengunjungi pacarnya di Vietnam, tapi dia akhirnya berhasil mendapatkan e-visa dari sana setelah saya berikan data-data yang diperlukan, termasuk nalangin biaya pembuatan visanya. Setelah visanya jadi, saya minta print sekalian di kantor Murat. Kalau tanpa pertolongan Tuhan dan tidak ada Rio tamatlah perjalanan saya.

Mengenai perjalanan dan keajaiban-keajaiban lain selama di Turkmenistan akan saya paparkan dalam tulisan berikutnya..

6 thoughts on “Cara aneh menembus Turkmenistan

    1. Turkmenistan itu sebetulnya kaya raya dari gas bumi. Tapi dengan pemerintahan gaya diktator, uangnya dipakai buat mewah2an di sarana2. Turkmenistan itu tertutupnya hampir sama dengan Korea Utara., tingkat kesulitan masuk negara mereka hampir sama.

      Like

  1. mba feeee, ga sabar baca lanjutannya ttg Turkmenistan 😍😍😍😍. Aku dan temen udh niat pengen jelajah negara STAN soalnya. Tapi yg paliiing penasaran memang Turkmenistan sih. Secara tertutup bangettt.

    baca ga ada jaringan internet, jadi inget pas ke korut 🤣🤣🤣.

    negara menantang beginiii yg aku sukaaaa 😄👍. Itu cara hubungin Murat gimana mba? Pengen juga pake jasa trip nya kalo ntr jadi ke Turkmenistan

    Like

    1. Fanny, itu baru tadi mba posting lanjutannya., semoga bisa menambah semangat utk segera berangkat ke Turkmenistan.
      Betul waktu itu mba ke Turkmenistan trip ke semua STAN countries, sekaligus lengkap.

      Iya 11-12 sama Korut.

      Ini no kontak Murat + 993 65 046504
      Semoga bisa terhubung., tapi ga bisa WA harus telp langsung atau SMS kali ya?
      Semoga nomernya ga berubah.

      Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.