Check-in check-out Hotel

Mungkin sudah ratusan hotel yang saya masuki, jadi jangan heran kalau banyak sekali cerita tentang hotel-hotel. Dipikir-pikir, setiap check-in dan check-out disuatu hotel, hostel, apartemen, camp ground, caravan, tegangnya sama seperti berhadapan dengan petugas imigrasi saat akan masuk suatu negara . Masalahnya adalah saya sering check-in dan check-out di jam-jam yang tidak umum seperti pagi sekali atau malam sekali. Jadi setiap kali pasti ada tawar menawar,  early check-in  atau late check-out dan minta titip koper. Kenapa tegang? Ya karena apapun keadaannya, harus dihadapi dan diatasi sendiri.

Contohnya aja, saya mendarat di bandara Larnaca Cyprus sudah tengah malam. Sengaja pesan hotel yang dekat bandara supaya gampang, entah bagaimana pintu hotelnya terkunci rapat ketika  tiba disana, padahal saya sudah email bakalan check-in tengah malam. Lokasinya gelap, sepi dan ketika taxi sudah pergi baru saya mulai gedor2 pintu, pijit bel berkali-kali tanpa ada yang buka pintu. Di kaca pintu saya lihat ada nomor telepon, ada kata-katanya juga dalam abjad yang tidak saya mengerti. Untung telepon bisa tersambung dan saya diminta menunggu 5 menit. Tapi rasanya lebih dari itu saya harus menunggu.

Semalam habis ketakutan, paginya ketemu yang cantik-cantik ngamen di pinggir laut.

Ketika ada mobil mendekat, saya bingung dan ketakutan , tidak ada tiang atau pohon bahkan bayangan yang bisa dijadikan tempat sembunyi. Ternyata dia orang yang tadi bicara dengan saya ditelepon, membuka kunci pintu hotel dan mempersilakan masuk. Ealaaaah…tiwas saya ketakutan ga jelas, mana kepikir kalau penjaganya muncul dari luar gedung. Dia bilang baru saja pulang karena dikira saya batal check-in..ah bohonglah dan kemudian terbukti ketika dia keceplosan bilang bahwa saat itu tidak ada tamu yang menginap, karena bukan musim panas ..OMG hotel 5 lantai dengan bentuk bangunan 3 sayap paling sedikit 40 kamar ga ada tamunya? Hiiii..tapi syukur malam berlalu dengan damai, sendirian di satu hotel  mah sudah biasa dan ketika check-out juga tidak bermasalah.

Check-in akomodasi berupa apartemen sebetulnya agak lebih sederhana, karena janjian langsung ke person pemilik atau pengurusnya. Asal diinfokan jamnya,  mereka akan siap ditempat pada  jam itu. Kali ini check-in melesetnya gara-gara naik taxi dari terminal bus antar kota menuju apartemen, diturunkan sama sopirnya ditempat yang ngawur. Ini kejadiannya di Skopje, Macedonia. Entah babang supirnya tidak bisa baca atau modus, pokoknya dia yakin itu alamat yang saya tunjukkan di print out bookingan apartemen. Bentuk gedungnya saja tidak mirip apartemen, malah cenderung seperti bangunan kantor pemerintahan. Nah kebetulan batere hape saya habis bis… bus yang saya tumpangi dari Thessaloniki tidak menyediakan colokan buat nge charge hape,  jadi mati langkah tidak bisa menelpon kemana-mana.

Saya diturunin didekat tempat ini, mungkin suruh cari alamatnya di map itu.

Kebetulan itu pas siang-siang, banyak anak sekolahan yang mondar-mandir dekat situ. Saya panggil seorang, minta tolong mereka menelpon ke nomor yang tercantum di print out, lalu saya bisa bicara sama agen apartemen, tidak lama kemudian dia datang menjemput saya dipinggir jalan sembarangan . Masih untung saya selalu buat print out bookingan, coba kalau hanya mengandalkan simpan segalanya di hape, harus tunggu hape nyala dulu baru bisa baca alamat dan nomer telepon apartemen. Jurus saya sudah betul, buat backup itinerary lengkap dimana mana; di hape, di netbook, di dropbox, print out itinerary lengkap, bookingan masing2 akomodasi, tiket pesawat, tiket ferry, tiket kereta, tiket konser atau apapun. Buat jaga jaga kalau hape atau netbook mati, rusak, error, hilang..masih bisa survive.

Di apartemen ini check-outnya simpel sekali. Kata si agen, taruh aja kunci pintu di kotak pos. Karena dia ga muncul-muncul lagi, saya kasih dia kerepotan : ngeposin kartu pos buat temen-temen di tanah air.  Saya kasih note, taruh uang dan beberapa kartupos yang sudah ditulisi alamat, lalu saya letakkan semua itu di meja tamu. Sambil menebak-nebak  bakal dia eksekusi apa enggak. Ternyata sekian bulan kemudian sampai juga kartu-kartu pos itu ke tangan penerimanya.  Jujurnyaaaa….

IMG_8522

Sudah sering saya ketemu surprise model begini dipintu hostel terkunci, walaupun kita muncul di jam buka yang disebutkan disitu, walaupun kondisi-kondisi ini tidak disebutkan di website nya. Biasa terjadi kalau kita berkunjung  bukan di saat musim liburan , atau di hostel yang letaknya di kota kecil. Celakanya justru kedua kemungkinan itulah yang paling saya sukai. Itu kebetulan di akomodasi yang menyediakan kamar, dorm dan juga ‘kabin tenda’ atau boleh bawa tenda sendiri, nanti saya bahas di tulisan lain…. di Fira-Santorini.

20150404_080403

Jadi di negara lain kecuali sekitaran Asia slogan ‘pembeli adalah raja’ sama sekali tidak berlaku, apalagi kalau berurusan dengan jenis hotel yang tidak jelas bintangnya berapa. Lama lama jadi terbiasa juga dengan budaya tulis tulisan pesan.    Contoh lain :Ini ketika mau check-out dari hotel di Mykonos, Greece. Setelah saya ‘redial’ lapor mau check-out, suruh ninggal kunci kamar di meja reception, begitu saja. Di hotel ini saya ketinggalan shampoo andalan jatah traveling 7 minggu, yang waktu itu masih penuh. Jengkel sekali, sebab setelah itu jadi punya pe-er hunting shampoo, belum tentu juga ketemu merk yang biasa saya pakai. Ketika dapat, ukurannya besar besar semua…makan tempat kan. Sampai traveling selesai, shampoonya masih belum habis tapi untung jengkelnya sudah habis.

 

4 thoughts on “Check-in check-out Hotel

  1. Serunya urusan check in dan check out ini. Saya pernah mau check in di penginapan Quebeq jam 10 malam nggak ada yang bukain pintu, mana gak punya paket data/wifi jadi cuma gedor-gedor sambil nunggu ada yang bukain dari dalam hostel. Temen sekamar dari Indonesia udah di kamar tapi dia gak tau kedatanganku jam berapa. Akhirnya ada tamu hostel yg bukain pintu juga.

    Like

  2. hai mba fe… Waah sukaaaa baca tulisanmu, apalagi karena berbau traveling, sesuatu yang jadi passion ku juga dari dulu 😄.

    masalah penginapan memang bener ngeri ngeri sedap ya mba 😄. Kadang lancar, kalo apes mau ga mau harus dihadapi. Untungnya dari sekian banyak travelingku, ga banyak drama yg menyangkut penginapan. Adaaa, tapi masih receh lah kalo dibanding cerita mu 😄.

    even pas ke Korea Utara dulu juga lancar krn toh ada guide yang wajib ngekorin kemanapun kami pergi 😂.

    tapi itulah serunya traveling ya mba. Ga bikin kapok, malah nagih 😄

    Like

    1. hai Fanny, senang dapat respons manis.
      senang juga dapat teman sesama penggemar traveling.

      sebetulnya memang semua aspek traveling itu mengandung tantangan, baik soal akomodasi, transportasi, visa,,selalu ada hal-hal atau pengalaman baru.

      ya, betul mba juga pernah ke Korea Utara, Fanny pakai YPT atau Koryo? Ngeri-ngeri sedap kan….

      Nanti mba jalan-jalan ke blog mu juga..

      Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.