Turkmenistan bukan negara biasa

Betul bahwa Turkmenistan sangat beda dari negara-negara lainnya. Kondisi alam dan wisatanya hampir sama dengan tampat lain, tetapi yang membuat terheran-heran adalah bagaimana kehidupan bernegara dan tata aturan lain yang berlaku disana banyak menimbulkan tanda tanya. Pemberitaan mengenai Turkmenistan sangat terbatas di media resmi apapun, mungkin hanya sesekali dan isinya itu-itu saja, bisa tergolong negara tertutup.

Di tsmsn pstung emas Niyazov dan Independence Monument.

Di tulisan sebelumnya saya sudah menggambarkan beberapa perbedaan seperti aturan imigrasi buat pengunjung, selain ketiadaan jaringan internet dan keterbatasan hubungan telepon internasional. Beruntung saya punya private guide yang siap membantu dan bisa cerita segala hal tentang negaranya disepanjang hari berkendaraan dari tempat satu ke tempat lainnya.

Masjid Ruhy, terbesar di Asia ada di Gypjak, sedikit di luar kota Ashgabat. Ada 4 minaret setinggi 91m sesuai tahun kemerdekaan 1991.

Memasuki kota Ashgabat, saya dibawa melewati New Ashgabat . Jalan utamanya lebar, sangat lebar dan tidak ada kendaraan lain yang lewat situ. OK saya pikir itu hari libur kerja. Ternyata memang jalan itu untuk pameran kekayaan saja. Yang menarik perhatian adalah semua gedung-gedung di kanan kiri jalan berwarna putih, sambil dijelaskan satu persatu gedung Pusat Pemerintahan, Museum, Kantor Partai dan lain-lainnya, tapi kondisinya tidak untuk dipakai/ dihuni, mereka bekerja dan tinggal di Old Ashgabat.

Display road” nya Ashgabat,serba putih dan tidak dihuni. Kosongnya jalanan ya seperti itu.

Jalan utama itu hanya boleh dilewati kendaraan, dilarang berhenti untuk foto-foto gedung apalagi masuk ke dalam, jalan kaki di area itu juga dilarang, dijaga polisi. Ada gedung shopping center lengkap dengan signage dan lampu warna-warni, juga tidak boleh dimasuki serta tidak ada kegiatan apapun, karena dalamnya kosong, hanya facade saja. Bahkan font dan warna untuk semua billboard tidak boleh menyimpang dari aturan yang ditentukan. Tidak ada satupun billboard komersil di zona New Ashgabat, di luar zonapun jarang terlihat.

Shopping Center ala-ala

Selain itu ada banyak larangan dalam hal memotret .. Walaupun New Asghabat kosong tidak dihuni, di setiap sudut gedung pasti ada polisi, dan ada banyak lainnya yang patroli baik berjalan kaki ataupun berkuda. Itu jelas membuat saya tidak berani mengambil foto sembarangan karena polisi bisa muncul dari mana saja, takutnya nanti di bandara akan ada pemeriksaan foto-foto yang terekam di kamera maupun hape, macam di Korea Utara. Murat berkali-kali mengingatkan hal itu, dimana boleh foto dan apa yang tidak boleh di foto. Maka dari itu sebagian besar foto ilustrasi di tulisan ini banyak saya ambil dari sumber-sumber resmi.

Konon warna putih gedung-gedung itu seluruhnya dari marmer putih. Mereka memang negara kaya akan sumber alam gas bumi, selain penghasil kapas dan industri permadani. Perihal warna putih ini prakarsa Presiden pertama sejak Turkmenistan memerdekakan diri dari Rusia pada tahun 1991. Dengan kondisi hanya ada partai tunggal, sistem pemerintahan yang dipakai adalah Autokrasi pada awalnya, kenyataannya menjadi diktator pada masa pemerintahan presiden berikutnya.

Pada masa itu ratusan patung dibuat, terutama sosok Niyazov, Presiden pertama yang menobatkan dirinya sebagai Presiden seumur hidup, dalam berbagai pose diletakkan disegala sudut kota dan taman, semua putih dan beberapa patung dilapis mas murni. Ada satu patung Niyazov yang berputar menghadap matahari setiap saat, sempat hilang setelah beliau wafat tanpa seorangpun yang tahu pasti patung itu ada dimana, kemudian muncul lagi di tempat lain yang lebih tinggi tetapi tidak berputar.

Patung Niyazov di puncak itu berlapis emas, berputar menghadap matahari. Tapi ketika saya berkunjung sudah dipindah ke lain pedestal.

Sudah paham kan kenapa semua putih, alasannya warna kesukaan “Pemimpin Besar”. Gedung kantor, National Library, Museum, Masjid, pedestal monumen, stadion wajib marmer putih. Ini masuk Guinness World Records kategori kota dengan bangunan berbiaya termahal di dunia. Bahkan pada masa pemerintahan sekarang (Presiden ke 3) semua mobil apapun jenis dan merknya harus putih. Sedan, bus, truk harus dicat jadi putih. Yang tidak putih atau kotor akan diangkut ke kantor polisi. Seingat saya tidak terlihat ada motor di jalan seluruh negeri.

Ada kebijakan menyangkut kendaraan, per bulan tiap mobil dapat jatah gratis bahan bakar 120 liter, apakah peraturan ini berlaku umum untuk semua jenis kendaraan saya lupa menanyakan ke Murat. Kalau kendaraan pribadi mungkin cukup, tapi kalau transport umum atau kendaraan angkutan lainnya jelas kebutuhannya beda.

Semua kendaraan harus warna putih.

Hal lain yang menjadi kebanggaan warga Turkmenistan adalah kuda ras unggul yang sangat besar dan tinggi. Namanya jenis Akha-Teke, mulai presiden sampai polisi ketika upacara dan patroli naik kuda. Patung-patung juga banyak menggambarkan tokoh berkuda. Bahkan stadion skala Olympiade pun dibuatkan patung kepala kuda putih raksasa dengan obor emas dipuncaknya. Saya juga sering ketemu kuda yang punggungnya jauh lebih tinggi dari pria sana.

Stadion Internasional dengan patung kepala kuda putih raksasa di puncak atap sebelah kiri.
Patung kepala kuda di atap stadion

Banyak lagi aturan aneh sesuai penuturan Murat guide saya selama di Tukmenistan. Seperti misalnya pria muda tidak boleh berambut panjang dan memelihara jenggot, kecuali berumur 70 tahun keatas, wanita dilarang menyetir mobil, pria wanita tidak boleh bermesraan di tempat umum, dilarang merokok di tempat umum kecuali di kafe atau restoran, iklan rokok dilarang sama sekali.

Tidak ada kebebasan pers , bahkan media cetak asing dilarang beredar di dalam negeri. Sensor untuk pemberitaan apapun sangat ketat, kecuali siaran radio bermateri propaganda atau keagamaan. Anehnya parabola untuk menangkap channel TV dari Turki, Rusia atau Eropa tidak dilarang sementara percakapan telepon dan seluler dipantau pemerintah, situs-situs di blok.

Parabola di gedung hunian.

Ada 2 bangunan spesifik yang menarik perhatian saya, yaitu Wedding Palace dan Gedung Ferris Wheel . Wedding Hall adalah gedung resepsi pernikahan, yang banyak ditemui di negara- negara seperti Afghanistan, Tajikistan, Kazakshtan sampai Pakistan, juga termasuk Turkmenistan. Adat mereka itu memang mementingkan perayaan besar-besaran untuk pernikahan di gedung khusus tidak seperti kebiasaan negara-negara Eropa atau Asia lainnya yang menggunakan restoran atau Ballroom Hotel.

Wedding Palace terbesar di Ashgabat foto doc: Go Travel web

Di Ashgabat ada satu Wedding Palace besar, dinamakan Istana Kebahagiaan, konsepnya Cake pernikahan terdiri dari bintang bersudut 8 disusun horisontal makin mengecil ke atas, dihias bola disko berwarna emas di puncaknya, dikurung rangka bintang mengarah ke 4 penjuru mata angin. Bintang dilekatkan pada sosok pahlawan Oghuz Khan yang diakui sebagai Bapak Bangsa Turkic. Simbol bintang Oghuz Khan itu tertera di mata uang Turkmenistan pecahan 100 Manat, terpampang di bendera kebangsaan, dan banyak dituangkan pada desain permadani produk andalan Turkmenistan.

100 Manat Turkmenistan dengan Bintang bersudut 8 dan Orguz Khan.

Bangunan spektakuler lainnya adalah gedung pusat hiburan keluarga, dimana ada “Ferris Wheel Indoor” terbesar dan tercatat dalam Guinness Book of Records. Bentuknya bulat tapi ditutup rangka lagi-lagi bentuk bintang bersudut 8 dan berselimut marmer putih. Boleh untuk umum, tapi sepi dan wahananya banyak yang tidak jalan. Aneh-aneh saja idenya.

Indoor Ferris Wheel terbesar foto doc: Go Travel web

Penduduk Turkmenistan untuk kehidupan sehari-harinya mendapat jatah gratis per orang/bulan 50m3 gas alam dan 250ltr air, sedangkan jatah gratis listrik 25 kwH saja, jelas untuk listrik kelihatannya hanya subsidi kecil. Barangkali mereka pakai generator yang bisa mengubah gas jadi listrik??

Yang tidak umum lainnya adalah penggantian nama bulan oleh Niyazov. Bulan Januari dirubah jadi Turkmenbasy artinya The leader of Turkmen, merujuk pada dirinya . Bulan February jadi Baydak, nama bendera negara, bulan April jadi Gurbansoltan nama ibunya, bulan September dirubah jadi Ruhnama, judul buku karangan sang kepala negara yang jadi bacaab wajib bagi semua rakyat. Mengenai Ruhnama akan saya ceritakan dalam tulisan terpisah.

Dengan berbagai aturan dan batasan , memang jarang turis yang berminat mengunjungi Turkmenistan, tapi malah membuat saya penasaran. Saya tidak menyesal bahkan bersyukur bisa merasakan hal-hal beda dari negara-negara lainnya, tapi jujur cukup sekali saja.

7 thoughts on “Turkmenistan bukan negara biasa

  1. aku justru sukaaaa negara yg anti mainstream mbaaa. Makanya kalo liburan lbh milih ke tempat yg ga biasa. Korut udah. Turkmenistan masih dlm bucket list. Belarus udah, trus pengen juga Cuba.

    melihat Turkmenistan miriiiiip banget ama Korut aturannya, okelah aku yakin bisa adaptasi.

    ajaib juga negaranya, krn hrs putih tadi, tapi cantiiik sih. Malah kayaknya lebih modern yaa drpd Korut.

    Like

    1. Nah memang mirip dengan Korut, larangan-larangan juga sama banyaknya. Bedanya Turkmenistan diktator kalau Korut asli Komunis.

      Cuba juga asik banget buat dikunjungi, tempatnya vintage, macam balik ke tahun 1950 an. Suasananya juga full music, kalau malam nongkrong di hall dance gaya interior kolonial gitu.., dinner sambil Salsa an dan semua orang bisa nimbrung.ga kenal juga asik aja dansa-dansa dengan iringan lagu-lagu latin.

      Sekarang Cuba sudah lebih terbuka dibanding Korut atau Turkmenistan, walau internet terbatas dan harus pakai local card incl data yg mahal, mana pake antri . Ga bisa pakai International Roaming Card.

      Oya waktu ke Korut pakai YPT atau Koryo?

      Like

  2. Menarik sekali mengunjungi Turkmenistan kak Fe meski banyak aturan. Aku kagum dengan bangunannya meski agak serem dengan aturan photo seperti di Korea Utara. itu kalau ambil photo trs ketahuan apa di penjara jg kayak di Korut Kak?

    Like

    1. Pastinya berlaku hukuman buat yg ambil foto di tempat-tempat terlarang. Makanya mba ga berani curi-curi daripada kena masalah, gampang ketahuan polisi dimana-mana. Hampir sama kok keterbatasan dan ketertutupannya dengan KorUt, cuma memang bangunan-bangunannya lebih megah dan mewah di Turrkmenistan, khususnya di Ashgabat.

      Like

    1. Sistem pendidikan saya tidak tahu persis, tapi ada gedung sekolah seperti biasa dijaga polisi. Jelas ada doktrin yang ditanamkan sejak kecil sampai jenjang pendidikan lanjutan seperti misalnya membaca buku wajib https://fesworld.wordpress.com/2024/04/13/ruhnama/
      Penghasilan di kotanya ada yang dagang di pasar, buka restoran , bikin permadani, normal selain di New Ashgabat. Kalau di rural area banyak perkebunan kapas.
      Secara umum kehidupan rakyatnya tidak bisa dibilang makmur padahal negaranya kaya.
      Mba ke pasarnya juga buat cari buah dan beli souvenir, yang bayar Murat karena mba ga pegang Manat (tidak ada money changer dan ATM), tapi sampai akhir ga ditagih .

      Liked by 1 person

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.