Natal selalu indah?

Pekerjaan saya memungkinkan melakukan perjalanan secara fleksibel, bisa memilih musim berbeda di tiap trip sesuai yang saya inginkan. Tiap musim selalu membawa kesan tersendiri, tentunya dengan konsekwensi yang menyertainya. Musim panas jelas bukan pilihan untuk melakukan trip. Sepanjang tahun kita yang hidup di daerah berlimpah matahari tidak perlu berebut eforia musim panas, dimana biaya trip jadi tinggi karena tarip hotel, tarip pesawat meroket tajam.

Pohon Natal di Red Square Moscow

Jujur favorit saya adalah bepergian di musim dingin bersalju ketika biaya perjalanan bisa lebih ringan dan tidak terlalu ramai pengunjung. Itu yang saya suka karena bisa menikmati obyek-obyek wisata dengan lebih santai tidak beduyun-duyun. Dan untuk musim itu di belahan bumi Utara jatuh saat Natal. Untungnya tubuh saya tidak terlalu bermasalah dengan suhu rendah dan perlengkapan musim dingin saya komplit, ringan apalagi sekarang banyak produk pakaian berbahan khusus untuk mereduksi hawa dingin mudah didapat.

Natal di Washington US

Karena saya merayakan Natal, tentunya perjalanan di momen itu mempunyai nilai lebih dibanding musim-musim lainnya. Mulai dari Bandara tempat pertama menginjakkan kaki ke sebuah negara suasana Natal sudah terasa, selain pohon Natal banyak hiasan-hiasan yang meriah sampai group-group musik yang berkeliling menyanyikan lagu Natal dengan kostum festive menyambut kedatangan penumpang.

Nutcracker di Airport Copenhagen Denmark
Mistletoe di bandara Vantaa Helsinki Finlandia

Masuk ke kota, jalan-jalan raya dan gedung-gedung bertabur lampu hias , sehingga terangnya tidak tanggung-tanggung. Hampir di semua taman atau plaza selalu ada pohon Natal raksasa, pohon-pohon diberi bola-bola dan lampu hias. Toko-toko juga didekor tema Natal, dan menjual barang-barang berkaitan dengan keperluan-keperluan perayaan Natal. Kalau bilang Jakarta juga heboh dengan tema Natal, cuma di mall-mall. Di Eropa atau Amerika tidak ada mall besar-besar seperti di Asia, meriah Natalnya diseluruh pelosok kota metropolitan atau kota-kota rural.

Ini outdoor pedestrian Stoleshnikov Moscow
Facade toko di kota kecil Carlingford Ireland

Etalase toko di Stravanger Norway

Hal yang paling saya suka adalah suasana Natal di kota-kota kecil dimana masih banyak Christmas Market di area terbuka atau di lapangan depan Town Hall, biasanya akan dipenuhi dengan kios kios menjual jajanan homemade khas Natal sesuai tradisi lokal, juga cenderamata dari yang sederhana sampai yang eksklusif semua ada.

Christmas Market di Colmar France
Christmas market di Vienna Austria Credit: Carolinelkraus

Bahkan bukan hanya di negara-negara yang mayoritas rakyatnya merayakan Natal. Contohnya ketika saya berkunjung ke Azerbaijan dimana mayoritas penduduknya tidak merayakan Natal, saya menemukan Christmas Market di pusat kota Baku. Betul-betul Natal serius , cafe dan restoran memperdengarkan lagu-lagu Natal, terharu dong…

Christmas Fair di Baku Azerbaijan

Rumah-rumah penduduk juga berhias cantik mulai awal Desember. Paling suka di Bari Puglia-Italia, hampir setiap tikungan menyajikan pemandangan yang bagus difoto dari segala arah. Selain di Bari, saya juga pernah mengitari rumah-rumah dengan dekor Natal yang bagus-bagus di Stravanger-Norway dan Dublin- Ireland saat Natal .

Bari di Puglia, Italy…meriah

Stravanger-Norway, rumah-rumah pun menyambut Natal

The Georgian Doors of Dublin, pintu masuk unit dengan model sejenis tapi beda-beda warna pada satu gedung flat , salah satu atraksi kebanggaan Dublin.

Itu adalah suasana Natal menyenangkan yang saya alami ketika trip ke Eropa, antara lain Estonia, Ireland, Norway, UK , Italy, Azerbaijan, Belgium. Masih banyak kota-kota lain yang mungkin lebih rame hiasan dan perayaannya. Ada juga Natal yang saya alami ketika berkunjung ke Finland, yaitu ke Santa Claus Village, rasanya itu trip paling mahal, termasuk jumpa Santa Claus dan menginap di hotel es. Ceritanya ada di sini….

Natal di Stockholm-Sweden

Ada satu atraksi unik yang sempat saya kunjungi ketika di Bergen adalah miniatur Gingerbread Town terbesar. Hanya diadakan tiap akhir tahun berkaitan dengan Natal, melibatkan seluruh anak sekolah di Bergen untuk membuat “kue jahe” berbentuk rumah, di tata di hall KODE Permanenten, Art Museum. Penyusunannya di atas kontur yang dibuat seperti kondisi alam di Bergen termasuk ada kereta api dan kapal di sungai lanjutan fyord yang melintasi kota.

Gingerbread Town di Bergen

Tapi ada juga Natal yang mengecewakan. Biasanya tepat malam Natal saya selalu mencari gereja apa saja yang dekat untuk beribadah. Kadang ketemunya Katedral seperti di Rijkjavik-Iceland, pernah juga dapatnya gereja Baptist di Bahamas, US. Beda rasanya ibadah Natal sendirian di tempat asing tanpa orang-orang dekat. Itu masih mending ketemu gereja yang ada ibadah malam Natal.

Salah satu kota kecil favorit saya Quebec di Canada
Facade restoran yang hiasannya bikin gemes Strasbourg-France

Suatu ketika saya berkunjung ke Greece, tepat saat Natal ada di Santorini. Sengaja saya datang ketika musim dingin biar murah dan tidak terlalu ramai, ternyata betul-betul sepi dan mati tanpa kegiatan apapun, boro-boro berhias karena saat musim dingin sepi tidak ada turis, restoran banyak yang tutup. Mereka sibuk mengecat bangunan-bangunan dan melakukan renovasi persiapan untuk musim panas biar nanti semua bangunan putih kinclong . Ketemu kapel kecil di Oia, tapi saya keliling-keliling tidak terlihat pengumuman jam misanya. Itu sekali-kalinya saya Natalan tanpa ibadah.

Kalau ditarik kesimpulan, suasana Natal dimanapun selalu indah, ya dekornya, antusias masyarakat, atraksi dan acara khas, perayaan, semuanya memanjakan keenam indera yang kita miliki. Apalagi saat itu banyak toko-toko yang menawarkan harga khusus untuk perlengkapan musim dingin, di sanalah saya suka dapat barang-barang aneh yang tidak bisa dibeli di negara tropis macam Indonesia. Tapi dari segi pengalaman religi buat saya bisa dikatakan sangat tidak terasa.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.